Selasa, 14 Februari 2017

TIPS LENGKAP: Seleksi Substansi Beasiswa LPDP Part II

Sudahlah langsung saja ya, jangan ada basa-basi lagi diantara kita karena tujuan saya bikin dua part untuk seleksi substansi ini sebenarnya supaya tulisannya tidak terlalu panjang dan melelahkan untuk dibaca.
Oh ya, sebelumnya saya akan menegaskan bahwa ini adalah pengalaman pribadi saya ketika tes di Jogja pada bulan Agustus tahun 2016 dan pengalaman setiap orang pasti berbeda (beda lokasi tes, beda jurusan, beda interviewer dsb).





Gambar: Alur dan Informasi Seleksi Beasiswa LPDP
Source: Google



A. Tes Wawancara

Sudah saya singgung di tulisan sebelumnya bahwa tes wawancara ini memiliki bobot terbesar dari dua tes lainnya. Teknis tesnya adalah, nanti ketika nama kita sudah dipanggil/muncul di layar proyektor di ruang tunggu, kita akan diminta ke ruangan interview. Ruangan yang digunakan untuk proses interview adalah ruangan besar seperti aula yang natinya akan ada beberapa kelompok meja. Setiap meja terdapat tiga orang interviewer (setau saya 2 orang akademisi dan 1 orang psikolog, cmiiw). Setiap meja memiliki nomor yang saya perhatikan nomor tersebut digunakan untuk menandai bidang keilmuan yang akan kita ambil. Saya kemarin di wawancara di meja 4 yang saya perhatikan semua peserta yang berencana lanjut studi di bidang ekonomi selalu diwawancara di meja tersebut. Begitu juga untuk bidang teknik, kesehatan, dll punya nomor meja wawancara tersendiri.

Saat tiba di depan ruangan interview, kita lapor dulu kepada petugas yang menjadi operator bahwa kita sudah datang. Operator tersebut akan mempersilahkan kita menunggu terlebih dulu hingga nanti dipanggil untuk masuk ke dalam. Waktu itu saya menunggu lumayan lama karena masih ada peserta yang di wawancara di meja nomor 4. Sesekali saya ngobrol dengan teman di sebelah saya yang juga menunggu giliran wawancara di meja yang berbeda.

Menurut saya, ketika sudah di depan ruang interview tidak ada yang bisa kita lakukan lagi selain menenagkan diri. Baik itu berzikir, mengatur nafas atau sekedar say hello dengan teman di kanan kiri kita. Bersyukur aja kita sudah banyak melewati proses: Belajar IELTS, tes IELTS, nyiapin berkas, dan masih banyak lagi. Istilahnya, nothing to lose ajalah. DIA melihat proses kita kok gimana kita bisa sampai ke tahap ini. 

Ketika memasuki ruangan interview pastikan HP kita sudah dalam keadaan mati. Mulailah berjalan dengan percaya diri, jangan lupa tersenyum pada interviewer dan minta izin sebelum duduk.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh interviewer saya. 
Note: karena tujuan saya ke luar negeri maka 98% interview menggunakan bahasa inggris. 2% nya? Cuma saat mempersilahkan duduk dan saat para interviewer memperkenalkan diri dan menutup interviewnya. Oh ya, para interviewer ini masing-masing memiliki laptop yang saya duga terkoneksi langsung dengan semua berkas pendaftaran kita dan mereka juga terhubung dengan koneksi internet yang memudahkan mereka untuk kroscek jawaban yang kita berikan.


1. Kenapa kamu pilih lokasi tes di Jogja? Kan di Kalimantan bisa pilih Balikpapan. (Sepertinya ini warm up yah)

2. Ceritakan tentang diri kamu dan keluargamu!

3. Kenapa kamu pilih kampus ini sebagai kampus tujuanmu?

4. Kamu pake agen pendidikan ya? Kenapa?

5. Kenapa pilih jurusan ini?

6. Apa urgensi dari jurusan yang kamu pilih untuk Indonesia? (Ketika saya menjawab pertanyaan ini dengan data, salah satu interviewer terlihat mengetik di laptopnya sambil manggut-manggut. Sepertinya beliau mengkroscek jawaban yang baru saja saya sebutkan)

7. Kamu mau jadi dosen ya nanti?

8. Memang di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untan ada berapa jumlah dosennya?

9. Kamu dulu pernah jadi wakil ketua MPK ya waktu SMA? Coba kamu ceritakan pengalaman yang berkesan? (trus sesudah saya jawab beliau menimpali "ah.. I really understand what you feel at that time because I also experienced that."

10. Ini kamu ngapain aja ke 6 negara? Sama kampus mana aja? (Ketika saya jawab bersama mahasiswa UTM (Universiti Teknologi Malaysia), beliau malah nge-guyon "Oh, saya kira Universitas Trunojoyo Madura" sambil tertawa kecil dengan rekan-rekannya.)

11. Coba ceritakan tentang ayahmu!

12. Kamu ingin menikah umur berapa?

13. Kamu sudah ada kontak dengan profesor yang ada di jurusanmu?

14. Mata kuliah yang menurutmu akan sangat membantu dalam menggapai goal mu ini apa?

15. Menurut kamu konsep packaging yang bagus untuk produk terasi kayak gimana? 

16. Tokoh entrepreneur muda yang membuatmu terinspirasi siapa?


Saya baru berhasil mengingat 16 pertanyaan dan rasanya sudah tidak ada yang tertinggal, tapi jika suatu hari nanti saya teringat lagi, akan saya tambahkan. Kelihatannya memang sedikit dan ringkas, tapi sebenarnya setelah saya menjawab sebuah pertanyaan akan timbul pertanyaan baru dan begitu seterusnya hingga interviewer merasa puas dengan jawaban kita. Menurut saya para interviewer memang ingin "menggali" lebih dalam atas jawaban yang kita berikan. 

Baiklah, dari daftar pertanyaan di atas saya akan menyimpulkan beberapa tips untuk menghadapi tes wawancara:

1. Pelajari formulir pendaftaran beserta essay yang kita buat sebaik-baiknya

Saya menyimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak akan jauh dari sana (kecuali pertanyaan dari psikolog). Mempelajari sebaik-baiknya berarti juga siap dengan semua pertanyaan turunannya bahkan yang tidak kita duga sekalipun. Seperti kemarin saya ditanya mau jadi dosen, lalu dosen dimana, ketika saya jawab kembali ke almamater, saya ditanya jumlah dosen di fakultas saya. Ini pertanyaan yang membuat saya lumayan down.

2. Do more research about your proposed university and program

Kenapa? Karna saya merasakan pertanyaan tentang ini lumayan mendalam hingga menanyakan mata kuliah. Kalau saja saya tidak mempelajari study plan saya, tidak mungkin saya akan ingat beberapa mata kuliah yang akan saya pelajari. Selain itu hal ini akan menunjukkan kesiapan dan kemantapan kita untuk lanjut kuliah di universitas dan jurusan tersebut.

3. Membuat list "possible question" yang akan ditanyakan

Buatlah list pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan dengan blog walking di blog para awardee. Catat semua pertanyaannya dan siapkan pula jawabannya. Tujuannya adalah agar kita siap dengan segala jenis pertanyaan sehingga menghindari kita menjawab dengan "aaaa..eee..hmmm.." atau malah diam seribu bahasa karena gak bisa jawab.

4. Menjawab pertanyaan dengan jawaban yang logis dan konkret

Indonesia mencari pemuda yang solutif dengan menawarkan tindakan yang nyata. Sebagai ilustrasi, misalnya saya ditanya hal apa yang akan saya lakukan untuk memajukan bidang entrepreneurship di Indonesia. Kemudian saya jawab "saya akan membuat kebijakan memberikan pinjaman bebas bunga kepada para pelaku industri kecil." (menjawab dengan semangat bergelora sambil mengepalkan tangan). Helloooo, emang pas selesai sekolah saya bakal langsung jadi menteri? Kan nggak. Nah, jawablah pertanyaan-pertanyan seperti ini dengan tindakan yang nyata walaupun kecil.

5. Menjawab pertanyaan dengan santun dan jujur

Ingat, pertanyaan apapun yang ditanyakan oleh interviewer pasti ada maksudnya. Jadi, tetaplah menjawab dengan santun dan maksimal sekalipun pertnyaan tersebut membahas terasi atau bahkan status hubungan kita (udah taken atau masih jombo hahaha). Saya pernah baca di blog awardee, ada seorang peserta yang agak keberatan ketika ditanya tentang status hubungan atau rencana menikahnya. Kebanyakan yang mau lanjut di luar negeri akan ditanya jika diajak menikah dengan orang bule gimana. Sebenarnya maksud pertanyaan tersebut adalah ingin melihat apakah kita akan mau menikah dan tinggal disana atau tetap pulang untuk mengabdi. Karena peserta tersebut terlihat keberatan dari cara menjawabnya (kalau tidak salah ia bertanya balik mengapa pertanyaan tersebut ditanyakan), ia tidak lolos seleksi.

And of course, honesty is the best policy. Jangan sekali-sekali untuk mencoba berbohong dalam menjawab pertanyaan. Disitu ada psikolog yang bisa menilai. Kalaupun kita bisa menyembunyikannya dari psikolog, tapi tidak pada Yang Maha Tahu. Ketika kita tidak tau jawabannya, jujur saja bilang tidak tau. Tapi tentu ditambah embel-embel lainnya jangan hanya "tidak tau" lalu beres. Seperti pertanyaan yang membuat saya sedikit down ketika ditanya jumlah dosen di fakultas S1 saya dulu, saya jawab dengan jujur bahwa saya tidak tau jelasnya, "I'm sorry I don't know exactly, BUT I think it's about..."

6. Practice makes perfect

Sesekali latihan untuk mengkondisikan suasana interview. Berikan daftar possible question yang telah dibuat pada seseorang dan minta ia untuk menjadi penanya. Hal ini sebenrnya bukan bertujuan untuk menghafal jawaban (karena nanti akan terlihat tidak natural), tetapi untuk membuat kita terbiasa dengan kondisi tersebut sehingga tidak terlalu nervous dengan atmosfer wawancara.


B. Leaderless Group Discussion (LGD)

Seperti namanya, Leaderless Group Discussion berarti diskusi kelompok tanpa adanya pemimpin. Menurut beberapa sumber yang pernah saya baca, tes ini bertujuan untuk melihat karakter kita melalui berdiskusi. Apakah kita memiliki keunggulan yang seimbang baik dalam memberikan pendapat maupun menjadi pendengar. 


Nantinya, saat giliran kelompok diskusi kita yang sebelumnya sudah dibagi dipanggil, kita akan memasuki ruangan yang terdapat meja dengan beberapa kursi (sekitar 10-12 kursi) yang mengelilinginya yang merupakan tempat kita dan anggota kelompok lainnya  untuk berdiskusi. Di sisi depan meja terdapat dua orang penilai yang akan melihat jalannya diskusi dan menilai kita secara individu. Bagi yang bertujuan kuliah di luar negeri, diskusi harus dilakukan dalam bahasa inggris.


Tips:


1. Saat masuk ruangan jangan duduk sebelum dipersilahkan penilai untuk duduk.


Hal ini penting karena selain menunjukkan attitude kita, penilai akan memberitahu urutan tempat duduk yang harus ditempati masing-masing individu untuk memudahkan mereka dalam menilai. Beberapa teman sekelompok saya ada yang langsung duduk memilih kursi masing-masing dan akhirnya mereka disuruh pindah lagi karena tidak sesuai urutan.


2. Inisiatif itu diperlukan


Setelah duduk di tempat masing-masing, tim penilai akan membagikan lembaran kertas yang merupakan kasus yang akan dibahas oleh kelompok dan kertas untuk coret-coret. Karena tidak ada pemimpin dalam diskusi ini, maka memang harus ada yang inisiatif untuk memulai jalannya diskusi (tapi bukan sebagai pemimpin), kemudian bersma-sama mengatur mekanisme jalannya diskusi.


Pengalaman kemarin, kami sepakat untuk mengeluarkan pendapat dengan urutan memutar sesuai tempat duduk agar semua anggota kebagian memberikan pendapat. Setelah putaran pertama selesai, barulah siapa saja yang ingin menambahkan bisa memberikan pendapatnya secara acak tanpa adanya urutan sampai waktu habis.


Kalau tidak salah waktu untuk LGD adalah 10 menit membaca artikel yang menjadi kasus, 40 menit diskusi. Penilai akan memberitahu beberapa menit sebelum waktu habis, maka pembuka diskusi tadi (atau siapapun yang mau) bisa kembali berinisiatif untuk memberikan kesimpulan.


3. To the point, jangan melebar kemana-mana


Waktu diskusi yang diberikan terbatas, maka gunakanlah sebaik mungkin. Fokus saja pada poin-poin yang diminta untuk dibahas agar diskusi menjadi terarah.


4. Menjadi anggota diskusi yang baik


Sebelum berbicara, berikan pembukaan (singkat saja), meliputi: ucapan terima kasih telah diberikan waktu berbicara, menanggapi pendapat (setuju/tidak setuju) anggota sebelumnya.


Jika setuju berikan apresiasi dan argumen pendukung, jika tidak, sampaikan pendapat kita dengan halus dan sopan. Disitu akan terlihat bagaimana kita menghargai pendapat orang.


5. Jangan terlalu sibuk mencatat hingga lupa memperhatikan teman yang sedang berbicara


Pandai-pandai membagi waktu untuk mencatat ide yang ada di kepala, mencatat apa yang teman kita sampaikan (agar tidak mengulang pendapat, jika menyampaikan pendapat yang sama berarti kita tidak menyimak), dan memperhatikan teman yang sedang berbicara. Jangan sampai kita terkesan mengabaikan teman yang sedang bicara dengan sibuk mencatat atau sampai melamun! Catat poin-poinnya saja agar lebih singkat.


6. Jangan terlalu dominan, apalagi sampai menyela orang yang sedang bicara, dan jangan terlalu pasif


Biarkan teman kita bicara sampai selesai dulu baru menanggapi. Jika merasa tidak familiar dengan topik yang dibahas, dengarkan dulu pendapat teman-teman yang lain kemudian coba untuk menanggapinya.


Idealnya satu orang bisa dua kali berbicara, tetapi saya kemarin hanya kebagian berbicara satu kali saja karena teman-teman yang lain banyak yang antusias mengeluarkan pendapat sehingga saya tidak bisa berbicara lagi karena waktu habis.


Kasus kelompok kami (seingat saya) adalah:

Pembahasan mengenai kebijakan masuknya mobil murah di Indonesia. Kelompok kami diminta untuk berdiskusi sebagai pemberi kebijakan yang membahas sisi positif dan negatifnya, serta menyimpulkan keputusan apa yang akan diambil.

Kasus kelompok lainnya yang saya ingat:

-Game pokemon
-Reshuffle kabinet


PENTING: Sering-sering update berita terkini karena topik atau kasus yang dibahas ketika LGD adalah topik yang sedang hangat. Baca koran nasional atau nonton berita.



C. Essay on the Spot (EotS)


Pada tes ini kita akan diberikan soal atau topik yang harus kita tulis. Bagi yang tujuan studinya ke luar negeri, diwajibkan menulis essay dalam bahasa inggris.


Menurut saya, tes ini seperti kita menulis essay dalam writing IELTS task 2. Jadi untuk teman-teman yang sudah pernah tes IELTS, gunakan saja pola yang sama:

-Introduction (menjabarkan soal dalam bahasa sendiri),
-Content (pembahasan yang kita berikan, boleh lebih dari 1 paragraf),
-Summary (kesimpulan).

Jangan lupakan juga dalam membuat paragraf harus berpola. Ada thesis statement (ide pokok), kemudian didukung oleh supporting ideas dan kesimpulan.



Tips:


1. Latihan menulis essay itu perlu


Supaya tidak kagok saat tes.


2. Jangan terlalu lama berpikir


Nantinya akan diberikan 2 topik dan kita dipersilahkan untuk menulis salah satu topik. Pilih yang menurut kita mudah. Jangan terlalu lama memilih jika tidak mau kehabisan waktu.


Kemarin saya mendapat topik tentang:

(i) menanggapi penggalan kutipan pidato Ir. Soekarno mengenai pariwisata Indonesia.
(ii) menanggapi fenomena para petani di desa yang lebih tertarik bekerja di kota

3. Brain storming is a must


Setelah memilih topik yang akan dipilih, jangan langsung menulis. Kita perlu membuat kerangka agar nanti tidak berhenti di tengah jalan dan bingung mau menulis apa. sisihkan waktu 5-7 menit untuk ini.Kerangka ini juga diperlukan agar essay yang kita tulis koheren.


4. Tidak ada batasan jumlah kata  yang ditulis


Amannya, 1 halaman saja yang penting essay kita selesai dan menjawab semua perintah yang diminta. Jika menulis terlalu panjang dikhawatirkan kehabisan waktu dan essay tidak selesai,




Alhamdulillah. Lunas sudah hutang saya untuk menulis tips tentang beasiswa LPDP. Terima kasih banyak untuk yang sudah membaca, semoga bermanfaat.


Last but not least, I wish you best of Luck! Semoga diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam tes serta mendapat hasil yang terbaik.

Aamiin.




Gambar: Doa yang sering saya baca beberapa hari sebelum tes substansi
Source: Google

Senin, 13 Februari 2017

TIPS LENGKAP: Seleksi Substansi Beasiswa LPDP Part I

Haloooo

Sebelum disibukkan dengan jadwal kuliah ada baiknya merampungkan tulisan ini untuk melengkapi postingan kemarin. Yup! Saya ucapkan selamat untuk yang sudah lolos seleksi administrasi hingga akhirnya membawamu ke postingan ini hehe. Atau mungkin ada yang lagi nunggu pengumunan-atau bahkan lagi persiapan untuk daftar-that’s ok, one step ahead.

Saya akan sharing pengalaman saya selama tes substansi dengan memberikan beberapa tips yang saya simpulkan setelah melalui proses kemarin. Tapi sebelumnya, saya akan singgung sedikit proses apa saja yang telah saya lakukan hingga bisa sampai ke tahap ini karena ada beberapa orang yang bertanya.

  • 29 Juni 2015: lulus sidang sebagai Sarjana Ekonomi (akuntansi)
  • 12 Agustus 2015: wisuda
  • 24 Agustus 2015: terbang ke Kampung Inggris Pare untuk belajar bahasa inggris dari grammar dasar hingga IELTS (sekitar 7,5 bulan)
  • 16 April 2016: tes IELTS di British Council Surabaya
  • Mei-Juli 2016: Mempersiapkan pendaftaran administrasi LPDP (deadline 15 Juli)
  • 2 Agustus 2016: Pengumuman lolos ke tes substansi
  • 10-12 Agustus 2016: Seleksi substansi di Yogyakarta



Setiap orang pasti melewati track-nya masing-masing yang saya yakin punya hambatan dan kesulitan tersendiri. Jadi, bisa dibilang bahwa seleksi substansi ini adalah arena perang kita yang sebenarnya, disitu kita ‘mempertaruhkan’ semua proses yang telah kita lewati.

I’m gonna share some tips that you have to keep that in mind. Tips ini saya bagi menjadi dua yaitu sebelum hari H dan pada saat hari H. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada saat saya diwawancara, kasus pada saat LGD dan soal saat Essay on the Spot akan saya share di postingan selanjutnya.

First of all, saya akan menjelaskan secara umum menganai tes substansi beasiswa LPDP. Tes substansi terdiri dari 3 komponen yaitu: Leaderless Group Discussion (LGD), Essay on the Spot (EotS), dan bobot yang paling besar yaitu Interview atau Wawancara. 

Setiap kota memiliki jadwal tes masing-masing. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Makassar durasi tesnya selama 3 hari. Dari jadwal tersebut, masing-masing peserta memiliki jadwalnya masing-masing. Jadi bisa saja ada peserta yang jadwal tesnya di hari pertama dan kedua, kedua dan ketiga, pertama dan ketiga, atau langsung dites dalam satu hari atau malah tiga hari berturut-turut. Urutan komponen tes (LGD, EotS, Wawancara) adalah random alias diacak tergantung jadwal yang kita dapat.



Gambar: Jadwal Seleksi Substansi Batch 3 Tahun 2016



Sebelum Hari H

1. Pesan tiket keberangkatan menuju lokasi tes yang dipilih + akomodasi

Tips pertama ini ditujukan untuk teman-teman yang tempat tinggalnya berbeda dengan lokasi tes yang dipilih. Saya tinggal di Pontianak dan memilih Yogyakarta sebagai lokasi tes, sehingga saya harus segera memesan tiket pesawat jauh-jauh hari agar dapat harga yang murah. Kemudian pastikan juga kita akan tinggal dimana selama pelaksanaan tes tersebut. Apakah di kosan teman, rumah keluarga, atau di hotel/penginapan. Selain mendapat harga tiket yang murah (khusus pesawat), mengurus hal ini lebih awal memang sangat disarankan agar pada saat mendekati hari H, kita tidak lagi dipusingkan dengan hal-hal ini karena menjelang hari tersebut biasanya akan merasa semakin nervous.

Note:
Sebaiknya datang minimal 2 hari sebelum hari pertama tes yang diumumkan oleh LPDP. Di Yogyakarta dijadwalkan tes pada tanggal 10-12 Agustus. Bisa dilihat dari screen capture dibawah, jadwal tes saya mengalami perubahan sebanyak 3 kali. Awalnya saya mendapat jadwal untuk tanggal 10-11, tapi tiba-tiba pada tanggal 9 (malam hari) jadwal berubah menjadi tanggal 11-12 dan kemudian kembali lagi menjadi tanggal 10-11 keesokan paginya dengan kelompok dan jam yang berbeda dari jadwal pertama.

Bahkan ada peserta yang awalnya dijadwalkan tes pada hari kedua dan ketiga tiba-tiba berubah menjadi hari pertama dan kedua sehingga ia harus segera berangkat malam itu juga agar dapat mengikuti tes esok harinya. Kebayang kan gimana kalang kabutnya peserta tersebut? So, lebih baik datang lebih awal dan menunggu daripada mendapat perubahan mendadak yang membuat kita menjadi panik dan menambah level stress kita.













Gambar: Screenshot perubahan jadwal

2. Jaga kesehatan

Jangan remehkan poin kedua ini karena saya sendiri mengalaminya. Sesaat setelah mendapat pengumuman bahwa teman-teman telah lolos seleksi administrasi, segera perbaiki pola hidup teman-teman yang dirasa kurang sehat. Misalnya, mulai menjaga makanan yang masuk ke tubuh: jangan makan makanan yang terlalu pedas, terlalu asam atau yang dapat menyebabkan perut kita bereaksi seperti Samyang ditambah bon cabe level 15. Kemudian atur juga ritme tidur teman-teman. Kalo biasanya suka begadang dan bangun siang, coba biasakan tidur awal dan bangun pagi. Jika kebiasaan begadang dan bangun siang terbawa hingga hari tes bisa berabe!

Mau curhat dulu soalnya kemarin 5 hari sebelum berangkat ke Jogja badan saya bermasalah. Beberapa hari saya muntah-muntah dan buang-buang air. Bahkan sehari sebelum tes substansi saya mengalami pusing kepala berat dan sariawan di mulut timbul gak tanggung-tanggung hingga 4 buah! Sebelumnya gak pernah sariawan sebanyak ini. Hiks.. mau senyum aja susah apalagi waktu sariawan itu menyentuh gingsul.. gimana mau senyum ke interviewer kalau begini. Bentuk mulut juga sudah gak karuan batin saya. Tapi syukurlah saya sudah melewatinya. Mau ucapin makasih banyak buat adik bungsu saya yang menemani saya selama di Jogja bahkan dia menuruti permintaan saya untuk mengaji di dekat saya ketika saya tidak kuat menahan sakit kepala semalam sebelum tes wawancara.



 Gambar: Aip lagi ngaji gak sadar lagi difoto

3. Jangan tunda persiapan

Sambil menjalankan tips pertama dan kedua, jangan lupa dengan tujuan kita yang sebenarnya. Jangan mengulur waktu (kamu aja gak suka diulur kan? *eh) untuk mempersiapkan hal-hal seperti: membuat list possible question saat interview, mempelajari formulir pendaftaran dan essay kita, serta update berita terkini [lebih detil akan dibahas di tulisan selanjutnya]. Malah kalo bisa hal-hal tersebut mulai dilakukan setelah submit berkas administrasi. Positive thinking aja kita akan lolos seleksi administrasi.

Kemarin saya sempat menyesal karena menunda untuk menyiapkannya. Saya memilih untuk memulainya setelah mendapat pengumuman resmi dari LPDP bahwa saya lolos untuk mengikuti seleksi substansi. Dan benar saja, saat pengumuman tersebut keluar saya jadi kalang kabut karena jarak pengumuman dan tanggal pelaksanaan tes saya hanya berjarak sekitar 10 hari. Belum lagi beberapa hari kemudian perut saya mual yang membuat saya muntah-muntah dan buang-buang air. Kakak angkat saya berasumsi penyebabnya adalah asam lambung saya naik dikarenakan secara tidak sadar saya mengalami stress (serem kan). Jadi, pengalaman saya ini jangan sampai terulang ya, sungguh jangan ditiru!

4. Persiapkan peralatan tempur

Beberapa hari setelah pengumuman hasil seleksi administrasi, LPDP akan mengirim email yang menjelaskan beberapa informasi penting seperti membawa semua dokumen asli yang kita gunakan saat pendaftaran untuk proses verifikasi, print kartu peserta yang akan di scan sebagai bukti kehadiran kita, aturan pakaian yang dikenakan, dsb. Siapkan semua berkas dan susun rapi di map. Jangan lupa untuk membawa papan ujian (siapa tau diperlukan), alat tulis lengkap, dan beberapa bukti sertifikat menang lomba, piagam penghargaan tergabung dalam pengurusan organisasi, SK, atau bukti kegiatan lainnya yang kita cantumkan dalam formulir pendaftaran. Hal ini dilakukan jika interviewer meminta bukti atas apa yang kita input di dalam formulir pendaftaran kita sudah siap.

5.  Bergabung di grup telegram

Beberapa hari sebelum tes substansi biasanya akan bermunculan link grup di telegram sesuai lokasi tes. Grup-grup tersebut bukan official dari LPDP, sepertinya hanya inisiatif dari para peserta yang akan tes dan menurut saya grup tersebut amat sangat berguna. Disanalah kita bisa melihat update berita terbaru mengenai seleksi substansi. Seperti kasus jadwal tes yang sempat berubah saya juga taunya dari grup tersebut, jika tidak bergabung di grup mungkin saya tidak akan mengecek perubahan jadwal saya. Di grup tersebut juga biasanya akan ada beberapa orang yang sudah pernah ikut tes substansi hanya saja masih gagal dan akan ikut tes lagi. Serunya, mereka akan sharing tentang pengalaman mereka sebelumnya dan memberikan tips versi mereka.

6. Mengecek lokasi tes

Setelah tiba di kota tempat dilaksanakannya tes, untuk yang belum tau lokasinya, sebaiknya datang untuk cek lokasi. Hal ini dilakukan agar pada saat hari H kita tidak bingung atau bahkan tersesat (jangan sampe deh!). Sehari sebelum tes saya diantar abang gojek pribadi (re: adik bungsu saya) untuk melihat Gedung Keuangan Negara Yogyakarta. Sesampainya disana saya bertanya ke satpam apakah benar besok akan diadakan tes di gedung tersebut untuk memastikan saya tidak salah gedung. Saya pun segera pulang ketika Pak Satpam sudah konfirmasi bahwa benar besok akan diadakan tes disana.


Pada Saat Hari H


1. Bangun awal, jangan tegang

Jika bangun awal, teman-teman akan punya banyak waktu untuk siap-siap sehingga tidak terburu-buru dan menimbulkan deg-degan berlebih. Saat bangun tidur coba untuk melakukan proses afirmasi yang memantapkan dan menenangkan perasaan kita. Bagi yang muslim mungkin bisa sholat sunnah dhuha sebelum berangkat. Jangan lupa sarapan.

2.  Berangkat lebih awal

Lagi-lagi saya menyarankan untuk melakukannya lebih awal. Perhitungkan jarak tempat tinggal dengan lokasi tes. Usahakan setidaknya 1 atau 2 jam sebelum jadwal tes kita sudah sampai di lokasi karena kita membutuhkan waktu untuk mencari ruangan dan scan barcode (absen).

3. Jangan malu bertanya

Jika ada hal-hal yang meragukan, tanyakan saja ntah itu terkait lokasi ruangan (lokasi ruangan tes berbeda-beda) atau sekedar bertanya apakah nama kita sudah dipanggil atau belum. Karena bisa saja kita salah ruangan atau salah bergabung dalam kelompok LGD.

4. Bawa bekal is better

Jika jadwal tes kita seharian, ada baiknya membawa bekal makan sendiri. Selain lebih terjamin kebersihannya (takutnya kalo beli di pinggir jalan membuat perut bereaksi), kita juga tidak perlu keluar jauh hingga ketinggalan informasi. Pengalaman kemarin saya tidak sengaja bertemu teman sekelas saya ketika belajar IELTS di Pare. Ternyata dia juga seleksi wawancara di hari yang sama, bahkan saya baru tahu kita sama-sama daftar di batch 3. Saat istirahat siang iapun mengajak saya makan diluar dan jaraknya lumayan jauh (bukan di sekitar lokasi tes). Sekembalinya dari makan siang, saat kami memasuki ruang tunggu, ternyata nama teman saya sudah tertulis di layar proyektor. Teman saya pun kaget saat mengetahui bahwa dia seharusnya sudah berada di ruangan interview di lantai satu. Padahal jika melihat jadwal, dia belum terlambat. Syukurlah, ternyata dia belum dipanggil untuk wawancara dan masih harus menunggu di depan ruangan interview beberapa saat untuk menunggu giliran. Walau begitu, tetap saja menurut saya itu lumayan membuat deg-degan kan?

5.       Cari teman bicara



Ya, dengan cara ini kita bisa mengurangi rasa gugup kita. Selain menambah teman baru, kadang tak disangka-sangka malah bertemu teman lama. Kita bisa saling menyemangati, berdiskusi atau bertukar pikiran mengenai isu-isu terkini yang mungkin dikeluarkan saat LGD atau EotS. Eh tapi jangan keasyikan sampe lupa pasang telinga untuk mendengar panggilan dan mantengin layar proyektor yang berisi informasi penting ya!


Alright, sekian tips sebelum dan saat hari H. Silahkan untuk lanjut ke TIPS LENGKAP: Seleksi Substansi Beasiswa LPDP Part II untuk membaca teknis masing-masing tes, tips, dan soal yang saya dapatkan kemarin.
Emang film Surga yang Tak Dirindukan aja yang bisa bikin 2 part? (ceritanya lagi nyesek gak bisa nonton filmnya di bioskop sini)

Kamis, 09 Februari 2017

TIPS LENGKAP: Seleksi Administrasi Beasiswa LPDP

Bismillahirrahmanirrahim

Hi, scholarship hunter!
Kali ini saya ingin sharing pengalaman saya dalam mendapatkan beasiswa LPDP. Alhamdulillah, Allah izinkan saya untuk memperoleh beasiswa ini setelah melalui proses suka-duka tawa-tangis yang panjang (lebay). Saya sudah berniat kalo saya bisa lolos beasiswa ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya selama mempersiapkannya karena saya sendiri pun sebelum apply sering blogwalking dan ngerasain banget manfaatnya.

Sekilas tentang LPDP, beasiswa ini merupakan beasiswa yang disalurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dibawah Kementerian Keuangan.
Okee, langsung aja ya. Untuk teman-teman yang ingin tau lebih jauh tentang beasiswa LPDP bisa langsung ke websitenya http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/, disitu lengkap banget penjelasannya.

Alur Pendaftaran
Banyak yang bertanya ke saya bagaimana alur yang saya lewati hingga bisa mendapatkan beasiswa ini. Menurut pengamatan dan pengalaman saya, secara umum ada dua model alur pendaftaran yang biasa para peraih beasiswa (awardee) luar negeri tempuh untuk memperoleh beasiswa LPDP. Oh ya, sebagai catatan, ini hanya pengamatan versi saya (sebagai pendaftar jalur reguler dengan tujuan ke negara berbahasa inggris), tentu akan berbeda jika teman-teman mendaftar jalur afirmasi atau ke negara tujuan yang berbeda.

Model 1:
Daftar menggunakan IELTS - Punya LoA unconditional - Daftar LPDP - Seleksi Administratif – Seleksi Substantif  (LGD, Essay on The Spot, Wawancara) - Dinyatakan LULUS – Persiapan Keberangkatan (PK)

Model 2:
Daftar menggunakan TOEFL ITP – Punya LoA conditional (opsional) - Daftar LPDP - Seleksi Administratif – Seleksi Substantif  (LGD, Essay on The Spot, Wawancara) - Dinyatakan LULUS – Dapatkan IELTS – Dapatkan LoA unconditional - Persiapan Keberangkatan (PK)

Saya sendiri menempuh alur model 1, jadi setelah dinyatakan lulus saya tidak lagi mengurus IELTS dan pencarian universitas. Tinggal menunggu jadwal PK, urus visa dll, kemudian berangkat (but honestly, sebelumnya saya membutuhkan waktu hampir 8 bulan untuk mendapatkan skor IELTS sesuai standar LPDP dan universitas. Insya Allah kalau ada waktu saya akan sharing pengalaman saya menjadi pejuang IELTS yang pada saat itu hanya memiliki skor TOEFL dibawah 500).

[Update: Pada booklet panduan tahun 2017 ternyata pendaftar yang ingin ke luar negeri tidak bisa menggunakan TOEFL ITP lagi. Silahkan lihat ketentuan lebih jelasnya pada link yang nanti akan dicantumkan di bawah.]

Tahapan
Nah, di tulisan kali ini saya akan fokus pada pembahasan mengenai seleksi administrasi. Perlu diperhatikan bahwa apa yang saya paparkan disini merupakan pengalaman pribadi saya. Saya mendaftar jalur BPI (reguler) pada batch 3 tahun 2016 untuk program Master Luar Negeri. Beberapa awardee pasti memiliki pengalaman yang berbeda dan silahkan blogwalking supaya teman-teman bisa memahami dari berbagai sudut pandang.
Ini dia tahapan yang saya lakukan ketika mengikuti seleksi administrasi beasiswa LPDP:

1. Memilih dan menentukan jurusan dan universitas tujuan
Menurut saya menentukan jurusan dan universitas tujuan di awal sangatlah penting. Jangan sampai kita input nama universitas tujuan atas dasar coba-coba-aja-siapa-tau-lulus (tanpa punya LoA). Kalopun belum punya LoA seenggaknya kita udah cari info tentang jurusan di universitas tersebut, apa aja persyaratannya, kira-kira kita bisa memenuhi persyaratannya atau nggak. Karena nantinya ini akan belanjut ke tahap-tahap selanjutnya. LPDP juga memberikan batas waktu jika dalam waktu 1 tahun setelah SK keluar kita belum bisa masuk di universitas tujuan, beasiswa kita akan dibatalkan. Kan sedih...hiks. Tapi sebenernya, dalam perjalanan nanti bisa aja kita pindah ke universitas yang berbeda pada saat mendaftar. Tapi ya.. itu, agak ribet kayaknya prosedurnya (dasar saya anaknya emang males ribet). So, tentukanlah dari sekarang teman-teman mau lanjut di jurusan apa dan universitas mana.

2. Mengenal lebih jauh apa itu beasiswa LPDP
Sebelum apply, saya meluangkan waktu khusus untuk mempelajari apa itu beasiswa LPDP. Saya baca seluruh informasi terkait beasiswa LPDP langsung di websitenya, and most importantly booklet beasiswa LPDP yang dapat di download di sini.
Tidak hanya membaca penjelasan tentang beasiswa tersebut, saya juga mencatat apa saja berkas yang harus saya siapkan. Ini sangat berguna karna akan menjadi reminder agar saya segera mempersiapkannya. Misal: membuat essay atau menyiapkan dokumen-dokumen apa saja yang harus segera saya scan.
Saya juga membaca bagian FAQ (Frequently Asked Question) sehingga beberapa pertanyaan yang masih mengganjal di kepala bisa terjawab. Btw, poin kedua ini gak kalah pentingnya karna saya suka sedih (mau bilang sebel gak tega) kalo liat orang yang suka nanya “Syarat beasiswa LPDP apa aja sih? Kalo untuk s1 ada gak ya? Kalo saya belum punya LoA boleh daftar gak? Bedanya jalur reguler sama afirmasi apa sih?”. Bukannya apa, semua jawaban dari pertanyaan tersebut ada di websitenya LPDP. Jadi, budayakan membaca ya. Jangan sampai pertanyaan yang kita tanya menunjukkan kalo kita belum do research mengenai beasiswa ini.

3. Mencatat tanggal penting
Setelah mengetahui semua tentang beasiswa LPDP, saatnya mencatat tanggal-tanggal penting! Karna LPDP membuka pendaftaran sepanjang tahun (1 tahun ada 4 batch), jadi saya harus lihat tanggal berapa sekarang dan saya bisa daftar di batch berapa. [Update: Untuk tahun 2017, saya baru lihat sekilas di booklet panduan terbaru bahwa untuk tahun ini hanya dibuka 2 kali dan proses seleksi dalam dan luar negeri dipisah.] Dari proses pencatatan tersebut, saya bisa menentukan deadline kapan saya harus ke rumah sakit untuk check up kesehatan, tes urine, dan rontgen, menyiapkan berkas, meminta surat rekomendasi, dan menulis essay. Ingat, persiapkan jauh-jauh hari. Jangan menunda sampai mendekati deadline karena it really takes time to prepare all those things. Dan kita harus persiapkan yang terbaik, kan?

4. Membuat akun, mendaftar online dan melengkapi profil diri
Nah, ini sama seperti saat kita mau buat akun di sosmed. Gampang dan simple kok, cukup akses link yang sama saat download booklet:  http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/.
Setelah masuk, akan ada kolom log in (bagi yang sudah membuat akun) dan beberapa tautan untuk download user manual dan booklet (download dan pelajari user manual). Pada user manual akan dijelaskan sejelas-jelasnya mengenai tata cara pendaftaran online lengkap disertai gambarnya.
Perlu teman-teman ketahui bahwa kita tidak harus mengisi semua kelengkapan data dalam satu hari (karna itu banyak banget, seriously). Selama kita belum klik tombol submit, kita masih bisa mengedit data di akun kita.

Setelah memahami user manual, saya mulai megisi dan melengkapi data-data yang harus dimasukkan. Saya pernah baca di salah satu blog awardee yang mengatakan bahwa jangan sampai membiarkan kolom yang telah disediakan kosong kecuali jika kita memang benar-benar tidak bisa memenuhinya, karena bagian terpenting dalam seleksi administrasi adalah profil dari pelamar beasiswa tersebut.
Jadi, tidak masalah bila teman-teman mau memasukkan pengalaman dari SD (jika ada), tapi saya kemarin cuma dari SMP dan memilih beberapa yang menurut saya penting saja. Inilah ajang bagi kita untuk memaparkan apa saja pengalaman organisasi, bekerja, penghargaan, prestasi, karya ilmiah, dll yang kita miliki. Pastikan juga informasi yang kita berikan benar adanya (bukan mengada-ada) dan dapat dibuktikan dengan foto, sertifikat atau dokumen lainnya jika nanti diminta pada saat wawancara.

5. Menulis essay
LPDP mensyaratkan 3 buah essay untuk di submit pada akun pendaftaran pelamar beasiswa, yaitu:
Sukses Terbesar dalam Hidupku
Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi / profesi komunitas saya
Rencana Studi

Masing-masing essay memiliki ketentuan masing-masing seperti jumlah kata, poin apa saja yang harus dimasukkan dan sebagainya yang dapat dilihat pada Booklet Panduan Pendaftaran.
Untuk essay pertama dan kedua, buatlah semenarik mungkin. Sebelum saya mendaftar LPDP, teman saya di Pare yang sudah lebih dulu menjadi awardee memberi saran kepada saya, “Putri, nanti kamu bikin essaynya angkat sesuatu yang unik ya. Misalnya untuk essay sukses terbesar kamu gak mesti cerita ketika kamu bisa lulus dengan nilai yang baik because many people do that. Kamu bisa angkat hal lain yang mungkin orang lain jarang menceritakannya. Dulu saya menceritakan kesuksesan saya sebelum kuliah.” Teman saya yang satunya pun mengiyakan, ia dulu bercerita tentang pengalamannya mengajari anak-anak di desanya.

Jadi, dibutuhkan waktu lumayan lama untuk membuat essay-essay ini karna saya harus mempertimbangkan apa saja yang akan saya highlight disana. Saya memikirkannya pada saat di jalan sambil mengendarai motor, saat sebelum tidur ataupun saat di toilet hehehe. Nah, setelah mengetahui hal apa saja yang akan saya tulis, saya buat poin-poin tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah essay.

Saran dari saya, kalo bisa masukkanlah beberapa poin yang berkaitan dengan studi lanjut kita. Karena saya memilih bidang entrepreneursip, jadi pada essay sukses terbesar dan kontribusi saya meng-highlight tentang kegiatan entrepreneurship yang telah saya lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa kita memang tertarik dan telah berkontribusi pada bidang tersebut sehingga alasan kita untuk lanjut pada bidang tersebut sangatlah kuat.
Kalo untuk rencana studi yang saya buat, sebagian besar informasi saya dapatkan dari website universitas tujuan saya. Setelah itu saya menyebutkan beberapa poin yang harus dituliskan seperti topik apa yang akan diambil dalam penulisan tesis dan kegiatan di luar kampus.

Ketika sudah selesai menulis essay, mintalah seseorang yang teman-teman percayai sebagai reviewer essay kita. Pertama-tama saya minta tolong senior di kampus saya yang merupakan alumni kursus grammar paling “sangar” di Pare untuk memeriksa tata bahasa penulisan essay saya (thanks Bang Iriz, maaf sudah merepotkan di waktu tengah malam). Setelah itu saya minta tolong teman Ibu saya yang pernah mendapatkan beasiswa master dan doktoral di luar negeri untuk memeriksa kontennya. Saya banyak bangeeeet belajar dari beliau bagaimana mebuat essay yang sebenarnya biasa aja menjadi such an impressive one. Beliau juga yang membimbing saya ketika saya akan menghadapi tes wawancara. Terima kasih banyak, Om Ardi!

Oh ya, saya juga sangat menyarankan kepada teman-teman yang akan mendaftar keluar negeri untuk menulis essaynya dalam bahasa inggris. Memang, dalam buku panduan tidak ada keterangan bahasa yang digunakan dalam penulisan essay. Tetapi dengan kita menulis dalam bahasa inggris kita akan mempunyai nilai tambah dan itu juga menunjukkan bahwa kita siap untuk belajar di luar negeri.
Sedikit cerita pada saat seleksi wawancara, ada salah satu peserta yang bercerita bahwa ia ditanya oleh interviewernya mengapa ia tidak menulis essay dalam bahasa inggris. Ia pun menjawab karena tidak ada keterangan yang mengharuskan pelamar untuk menulis essay dalam bahasa inggris. Namun interviewer tersebut malah menyerangnya balik dengan berkata bahwa harusnya ia tetap menulis dalam bahasa inggris karena ingin kuliah di luar negeri harus terbiasa menulis dalam bahasa inggris.

Dan yang paling penting... jangan pernah sekali-kali untuk melakukan plagiat dari essay orang lain!! Jika sampai ketauan kemungkinan besar kita akan gugur atau bahkan di blacklist oleh pihak LPDP. Jadikan essay dari para awardee sebagai gambaran saja, karna setiap orang punya kisah dan gaya penulisan masing-masing. Btw, thanks to Kak Ayu dan Bang Dino yang udah mau share essaynya.

6. Unggah dokumen dan submit
Setelah mengisi semua kolom yang disediakan, saatnya untuk mengunggah dokumen pendukung seperti ijazah, transkrip nilai, surat pernyataan, sertifikat bahasa, dll. Perlu diperatikan bahwa jangan pernah berniat untuk memalsukan dokumen karena akan berakibat fatal. Nantinya, dokumen yang kita upload akan diminta aslinya pada saat seleksi substantif dan akan diverivikasi. Perhatikan juga ketentuan file yang di upload seperti format dan size maksimumnya.

Isi kelengkapan semua data.. sudah, upload dokumen.. sudah, berarti tinggal klik submit!
Eh, tapi tunggu dulu. Sebelum klik submit, pastikan bahwa kita sudah benar-benar yakin kalo kita udah melengkapi semuanya tanpa ada satupun yang terlewatkan karena jika sudah submit kita tidak bisa mengeditnya lagi.
Tips dari saya, coba download formulir peserta yang ada di laman status. Dari situ, kita bisa baca dan mengecek dengan mudah jika ada yang salah atau terlewatkan. Tandai bila ada yang ingin dirubah, dan segera di update pada akun kita.
Setelah itu, cek kembali dokumen yang kita unggah apakah sudah benar dengan cara downoad satu per satu. Agak ribet sih, tapi saya lakukan itu untuk memastikan bahwa saya gak salah upload dokumen.
Cek..cek..cek.. jika sudah benar-benar yakin, baca bismillah klik tombol submit.

[Update: I highly recommend that you should pay attention on the deadline. Jangan sampai submit menjelang hari H karena dikhawatirkan server down dan sebagainya. Paling lama 1 minggu sebelum penutupan sepertinya lebih aman.]

7. Terakhir: Dekati Yang Punya Beasiswa
Khusus bagian ini saya share untuk teman-teman yang muslim ya. Bismillah, kita sudah ikhtiar dan melakukan yang terbaik. Banyakin doanya, minta doa juga ke banyak orang karna kita gak pernah tau dari mulut siapa doa itu diijabah. Yang paling penting doa ibu! Bener deh, doa dari ibu itu insya Allah melangit. Minta ridhonya, luruskan niat kita kenapa kita mau lanjut sekolah, kencengin ibadah sunnahnya, perbanyak juga sedekahnya. Insya Allah kalo emang itu rejeki kita adaa aja kemudahan yang diberikan.

Baiklah, sekian dulu tulisan saya hari ini. Semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Semoga lolos seleksi administrasi dan boleh lanjut baca pengalaman saya di seleksi substansi (kalo udah di publish).

Jika memiliki pertanyaan yang lebih detil coba hubungi CSO LPDP via email atau telepon. Selama proses pendaftaran saya ada dua kali mengirim email ke CSO dan responnya cepet banget. Lebih cepet daripada cs onlineshop yang followersnya ribuan.

Mendaftar beasiswa memang membutuhkan proses yang panjang. Dibutuhkan niat dan tekad yang kuat karna kalo niatnya cuma setengah-setengah akan berhenti di tengah jalan. Tetap jaga dan pelihara semangatnya, good luck!

Berbagi kebaikan dengan share tulisan ini jika kamu merasakan manfaatnya J


P.s.: Don’t hesitate if you have questions please kindly email me at: aleefahputri@yahoo.com.