Selasa, 14 Februari 2017

TIPS LENGKAP: Seleksi Substansi Beasiswa LPDP Part II

Sudahlah langsung saja ya, jangan ada basa-basi lagi diantara kita karena tujuan saya bikin dua part untuk seleksi substansi ini sebenarnya supaya tulisannya tidak terlalu panjang dan melelahkan untuk dibaca.
Oh ya, sebelumnya saya akan menegaskan bahwa ini adalah pengalaman pribadi saya ketika tes di Jogja pada bulan Agustus tahun 2016 dan pengalaman setiap orang pasti berbeda (beda lokasi tes, beda jurusan, beda interviewer dsb).





Gambar: Alur dan Informasi Seleksi Beasiswa LPDP
Source: Google



A. Tes Wawancara

Sudah saya singgung di tulisan sebelumnya bahwa tes wawancara ini memiliki bobot terbesar dari dua tes lainnya. Teknis tesnya adalah, nanti ketika nama kita sudah dipanggil/muncul di layar proyektor di ruang tunggu, kita akan diminta ke ruangan interview. Ruangan yang digunakan untuk proses interview adalah ruangan besar seperti aula yang natinya akan ada beberapa kelompok meja. Setiap meja terdapat tiga orang interviewer (setau saya 2 orang akademisi dan 1 orang psikolog, cmiiw). Setiap meja memiliki nomor yang saya perhatikan nomor tersebut digunakan untuk menandai bidang keilmuan yang akan kita ambil. Saya kemarin di wawancara di meja 4 yang saya perhatikan semua peserta yang berencana lanjut studi di bidang ekonomi selalu diwawancara di meja tersebut. Begitu juga untuk bidang teknik, kesehatan, dll punya nomor meja wawancara tersendiri.

Saat tiba di depan ruangan interview, kita lapor dulu kepada petugas yang menjadi operator bahwa kita sudah datang. Operator tersebut akan mempersilahkan kita menunggu terlebih dulu hingga nanti dipanggil untuk masuk ke dalam. Waktu itu saya menunggu lumayan lama karena masih ada peserta yang di wawancara di meja nomor 4. Sesekali saya ngobrol dengan teman di sebelah saya yang juga menunggu giliran wawancara di meja yang berbeda.

Menurut saya, ketika sudah di depan ruang interview tidak ada yang bisa kita lakukan lagi selain menenagkan diri. Baik itu berzikir, mengatur nafas atau sekedar say hello dengan teman di kanan kiri kita. Bersyukur aja kita sudah banyak melewati proses: Belajar IELTS, tes IELTS, nyiapin berkas, dan masih banyak lagi. Istilahnya, nothing to lose ajalah. DIA melihat proses kita kok gimana kita bisa sampai ke tahap ini. 

Ketika memasuki ruangan interview pastikan HP kita sudah dalam keadaan mati. Mulailah berjalan dengan percaya diri, jangan lupa tersenyum pada interviewer dan minta izin sebelum duduk.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh interviewer saya. 
Note: karena tujuan saya ke luar negeri maka 98% interview menggunakan bahasa inggris. 2% nya? Cuma saat mempersilahkan duduk dan saat para interviewer memperkenalkan diri dan menutup interviewnya. Oh ya, para interviewer ini masing-masing memiliki laptop yang saya duga terkoneksi langsung dengan semua berkas pendaftaran kita dan mereka juga terhubung dengan koneksi internet yang memudahkan mereka untuk kroscek jawaban yang kita berikan.


1. Kenapa kamu pilih lokasi tes di Jogja? Kan di Kalimantan bisa pilih Balikpapan. (Sepertinya ini warm up yah)

2. Ceritakan tentang diri kamu dan keluargamu!

3. Kenapa kamu pilih kampus ini sebagai kampus tujuanmu?

4. Kamu pake agen pendidikan ya? Kenapa?

5. Kenapa pilih jurusan ini?

6. Apa urgensi dari jurusan yang kamu pilih untuk Indonesia? (Ketika saya menjawab pertanyaan ini dengan data, salah satu interviewer terlihat mengetik di laptopnya sambil manggut-manggut. Sepertinya beliau mengkroscek jawaban yang baru saja saya sebutkan)

7. Kamu mau jadi dosen ya nanti?

8. Memang di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untan ada berapa jumlah dosennya?

9. Kamu dulu pernah jadi wakil ketua MPK ya waktu SMA? Coba kamu ceritakan pengalaman yang berkesan? (trus sesudah saya jawab beliau menimpali "ah.. I really understand what you feel at that time because I also experienced that."

10. Ini kamu ngapain aja ke 6 negara? Sama kampus mana aja? (Ketika saya jawab bersama mahasiswa UTM (Universiti Teknologi Malaysia), beliau malah nge-guyon "Oh, saya kira Universitas Trunojoyo Madura" sambil tertawa kecil dengan rekan-rekannya.)

11. Coba ceritakan tentang ayahmu!

12. Kamu ingin menikah umur berapa?

13. Kamu sudah ada kontak dengan profesor yang ada di jurusanmu?

14. Mata kuliah yang menurutmu akan sangat membantu dalam menggapai goal mu ini apa?

15. Menurut kamu konsep packaging yang bagus untuk produk terasi kayak gimana? 

16. Tokoh entrepreneur muda yang membuatmu terinspirasi siapa?


Saya baru berhasil mengingat 16 pertanyaan dan rasanya sudah tidak ada yang tertinggal, tapi jika suatu hari nanti saya teringat lagi, akan saya tambahkan. Kelihatannya memang sedikit dan ringkas, tapi sebenarnya setelah saya menjawab sebuah pertanyaan akan timbul pertanyaan baru dan begitu seterusnya hingga interviewer merasa puas dengan jawaban kita. Menurut saya para interviewer memang ingin "menggali" lebih dalam atas jawaban yang kita berikan. 

Baiklah, dari daftar pertanyaan di atas saya akan menyimpulkan beberapa tips untuk menghadapi tes wawancara:

1. Pelajari formulir pendaftaran beserta essay yang kita buat sebaik-baiknya

Saya menyimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak akan jauh dari sana (kecuali pertanyaan dari psikolog). Mempelajari sebaik-baiknya berarti juga siap dengan semua pertanyaan turunannya bahkan yang tidak kita duga sekalipun. Seperti kemarin saya ditanya mau jadi dosen, lalu dosen dimana, ketika saya jawab kembali ke almamater, saya ditanya jumlah dosen di fakultas saya. Ini pertanyaan yang membuat saya lumayan down.

2. Do more research about your proposed university and program

Kenapa? Karna saya merasakan pertanyaan tentang ini lumayan mendalam hingga menanyakan mata kuliah. Kalau saja saya tidak mempelajari study plan saya, tidak mungkin saya akan ingat beberapa mata kuliah yang akan saya pelajari. Selain itu hal ini akan menunjukkan kesiapan dan kemantapan kita untuk lanjut kuliah di universitas dan jurusan tersebut.

3. Membuat list "possible question" yang akan ditanyakan

Buatlah list pertanyaan yang kira-kira akan ditanyakan dengan blog walking di blog para awardee. Catat semua pertanyaannya dan siapkan pula jawabannya. Tujuannya adalah agar kita siap dengan segala jenis pertanyaan sehingga menghindari kita menjawab dengan "aaaa..eee..hmmm.." atau malah diam seribu bahasa karena gak bisa jawab.

4. Menjawab pertanyaan dengan jawaban yang logis dan konkret

Indonesia mencari pemuda yang solutif dengan menawarkan tindakan yang nyata. Sebagai ilustrasi, misalnya saya ditanya hal apa yang akan saya lakukan untuk memajukan bidang entrepreneurship di Indonesia. Kemudian saya jawab "saya akan membuat kebijakan memberikan pinjaman bebas bunga kepada para pelaku industri kecil." (menjawab dengan semangat bergelora sambil mengepalkan tangan). Helloooo, emang pas selesai sekolah saya bakal langsung jadi menteri? Kan nggak. Nah, jawablah pertanyaan-pertanyan seperti ini dengan tindakan yang nyata walaupun kecil.

5. Menjawab pertanyaan dengan santun dan jujur

Ingat, pertanyaan apapun yang ditanyakan oleh interviewer pasti ada maksudnya. Jadi, tetaplah menjawab dengan santun dan maksimal sekalipun pertnyaan tersebut membahas terasi atau bahkan status hubungan kita (udah taken atau masih jombo hahaha). Saya pernah baca di blog awardee, ada seorang peserta yang agak keberatan ketika ditanya tentang status hubungan atau rencana menikahnya. Kebanyakan yang mau lanjut di luar negeri akan ditanya jika diajak menikah dengan orang bule gimana. Sebenarnya maksud pertanyaan tersebut adalah ingin melihat apakah kita akan mau menikah dan tinggal disana atau tetap pulang untuk mengabdi. Karena peserta tersebut terlihat keberatan dari cara menjawabnya (kalau tidak salah ia bertanya balik mengapa pertanyaan tersebut ditanyakan), ia tidak lolos seleksi.

And of course, honesty is the best policy. Jangan sekali-sekali untuk mencoba berbohong dalam menjawab pertanyaan. Disitu ada psikolog yang bisa menilai. Kalaupun kita bisa menyembunyikannya dari psikolog, tapi tidak pada Yang Maha Tahu. Ketika kita tidak tau jawabannya, jujur saja bilang tidak tau. Tapi tentu ditambah embel-embel lainnya jangan hanya "tidak tau" lalu beres. Seperti pertanyaan yang membuat saya sedikit down ketika ditanya jumlah dosen di fakultas S1 saya dulu, saya jawab dengan jujur bahwa saya tidak tau jelasnya, "I'm sorry I don't know exactly, BUT I think it's about..."

6. Practice makes perfect

Sesekali latihan untuk mengkondisikan suasana interview. Berikan daftar possible question yang telah dibuat pada seseorang dan minta ia untuk menjadi penanya. Hal ini sebenrnya bukan bertujuan untuk menghafal jawaban (karena nanti akan terlihat tidak natural), tetapi untuk membuat kita terbiasa dengan kondisi tersebut sehingga tidak terlalu nervous dengan atmosfer wawancara.


B. Leaderless Group Discussion (LGD)

Seperti namanya, Leaderless Group Discussion berarti diskusi kelompok tanpa adanya pemimpin. Menurut beberapa sumber yang pernah saya baca, tes ini bertujuan untuk melihat karakter kita melalui berdiskusi. Apakah kita memiliki keunggulan yang seimbang baik dalam memberikan pendapat maupun menjadi pendengar. 


Nantinya, saat giliran kelompok diskusi kita yang sebelumnya sudah dibagi dipanggil, kita akan memasuki ruangan yang terdapat meja dengan beberapa kursi (sekitar 10-12 kursi) yang mengelilinginya yang merupakan tempat kita dan anggota kelompok lainnya  untuk berdiskusi. Di sisi depan meja terdapat dua orang penilai yang akan melihat jalannya diskusi dan menilai kita secara individu. Bagi yang bertujuan kuliah di luar negeri, diskusi harus dilakukan dalam bahasa inggris.


Tips:


1. Saat masuk ruangan jangan duduk sebelum dipersilahkan penilai untuk duduk.


Hal ini penting karena selain menunjukkan attitude kita, penilai akan memberitahu urutan tempat duduk yang harus ditempati masing-masing individu untuk memudahkan mereka dalam menilai. Beberapa teman sekelompok saya ada yang langsung duduk memilih kursi masing-masing dan akhirnya mereka disuruh pindah lagi karena tidak sesuai urutan.


2. Inisiatif itu diperlukan


Setelah duduk di tempat masing-masing, tim penilai akan membagikan lembaran kertas yang merupakan kasus yang akan dibahas oleh kelompok dan kertas untuk coret-coret. Karena tidak ada pemimpin dalam diskusi ini, maka memang harus ada yang inisiatif untuk memulai jalannya diskusi (tapi bukan sebagai pemimpin), kemudian bersma-sama mengatur mekanisme jalannya diskusi.


Pengalaman kemarin, kami sepakat untuk mengeluarkan pendapat dengan urutan memutar sesuai tempat duduk agar semua anggota kebagian memberikan pendapat. Setelah putaran pertama selesai, barulah siapa saja yang ingin menambahkan bisa memberikan pendapatnya secara acak tanpa adanya urutan sampai waktu habis.


Kalau tidak salah waktu untuk LGD adalah 10 menit membaca artikel yang menjadi kasus, 40 menit diskusi. Penilai akan memberitahu beberapa menit sebelum waktu habis, maka pembuka diskusi tadi (atau siapapun yang mau) bisa kembali berinisiatif untuk memberikan kesimpulan.


3. To the point, jangan melebar kemana-mana


Waktu diskusi yang diberikan terbatas, maka gunakanlah sebaik mungkin. Fokus saja pada poin-poin yang diminta untuk dibahas agar diskusi menjadi terarah.


4. Menjadi anggota diskusi yang baik


Sebelum berbicara, berikan pembukaan (singkat saja), meliputi: ucapan terima kasih telah diberikan waktu berbicara, menanggapi pendapat (setuju/tidak setuju) anggota sebelumnya.


Jika setuju berikan apresiasi dan argumen pendukung, jika tidak, sampaikan pendapat kita dengan halus dan sopan. Disitu akan terlihat bagaimana kita menghargai pendapat orang.


5. Jangan terlalu sibuk mencatat hingga lupa memperhatikan teman yang sedang berbicara


Pandai-pandai membagi waktu untuk mencatat ide yang ada di kepala, mencatat apa yang teman kita sampaikan (agar tidak mengulang pendapat, jika menyampaikan pendapat yang sama berarti kita tidak menyimak), dan memperhatikan teman yang sedang berbicara. Jangan sampai kita terkesan mengabaikan teman yang sedang bicara dengan sibuk mencatat atau sampai melamun! Catat poin-poinnya saja agar lebih singkat.


6. Jangan terlalu dominan, apalagi sampai menyela orang yang sedang bicara, dan jangan terlalu pasif


Biarkan teman kita bicara sampai selesai dulu baru menanggapi. Jika merasa tidak familiar dengan topik yang dibahas, dengarkan dulu pendapat teman-teman yang lain kemudian coba untuk menanggapinya.


Idealnya satu orang bisa dua kali berbicara, tetapi saya kemarin hanya kebagian berbicara satu kali saja karena teman-teman yang lain banyak yang antusias mengeluarkan pendapat sehingga saya tidak bisa berbicara lagi karena waktu habis.


Kasus kelompok kami (seingat saya) adalah:

Pembahasan mengenai kebijakan masuknya mobil murah di Indonesia. Kelompok kami diminta untuk berdiskusi sebagai pemberi kebijakan yang membahas sisi positif dan negatifnya, serta menyimpulkan keputusan apa yang akan diambil.

Kasus kelompok lainnya yang saya ingat:

-Game pokemon
-Reshuffle kabinet


PENTING: Sering-sering update berita terkini karena topik atau kasus yang dibahas ketika LGD adalah topik yang sedang hangat. Baca koran nasional atau nonton berita.



C. Essay on the Spot (EotS)


Pada tes ini kita akan diberikan soal atau topik yang harus kita tulis. Bagi yang tujuan studinya ke luar negeri, diwajibkan menulis essay dalam bahasa inggris.


Menurut saya, tes ini seperti kita menulis essay dalam writing IELTS task 2. Jadi untuk teman-teman yang sudah pernah tes IELTS, gunakan saja pola yang sama:

-Introduction (menjabarkan soal dalam bahasa sendiri),
-Content (pembahasan yang kita berikan, boleh lebih dari 1 paragraf),
-Summary (kesimpulan).

Jangan lupakan juga dalam membuat paragraf harus berpola. Ada thesis statement (ide pokok), kemudian didukung oleh supporting ideas dan kesimpulan.



Tips:


1. Latihan menulis essay itu perlu


Supaya tidak kagok saat tes.


2. Jangan terlalu lama berpikir


Nantinya akan diberikan 2 topik dan kita dipersilahkan untuk menulis salah satu topik. Pilih yang menurut kita mudah. Jangan terlalu lama memilih jika tidak mau kehabisan waktu.


Kemarin saya mendapat topik tentang:

(i) menanggapi penggalan kutipan pidato Ir. Soekarno mengenai pariwisata Indonesia.
(ii) menanggapi fenomena para petani di desa yang lebih tertarik bekerja di kota

3. Brain storming is a must


Setelah memilih topik yang akan dipilih, jangan langsung menulis. Kita perlu membuat kerangka agar nanti tidak berhenti di tengah jalan dan bingung mau menulis apa. sisihkan waktu 5-7 menit untuk ini.Kerangka ini juga diperlukan agar essay yang kita tulis koheren.


4. Tidak ada batasan jumlah kata  yang ditulis


Amannya, 1 halaman saja yang penting essay kita selesai dan menjawab semua perintah yang diminta. Jika menulis terlalu panjang dikhawatirkan kehabisan waktu dan essay tidak selesai,




Alhamdulillah. Lunas sudah hutang saya untuk menulis tips tentang beasiswa LPDP. Terima kasih banyak untuk yang sudah membaca, semoga bermanfaat.


Last but not least, I wish you best of Luck! Semoga diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam tes serta mendapat hasil yang terbaik.

Aamiin.




Gambar: Doa yang sering saya baca beberapa hari sebelum tes substansi
Source: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar